Rabu, 17 Februari 2010

OSSICLES dan SENDI

TULANG KECIL ALAT PENDENGARAN ( OSSICLES)
Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran dan keseimbanga Anatominya juga sangat rumit . Indera pende¬ngaran berperan penting pada partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar.
Deteksi awal dan diagnosis akurat gangguan otologik sangat penting. Di antara mereka yang dapat membantu diagnosis dan atau menangani kelainan otologik adalah ahli otolaringologi, pediatrisian, internis, perawat, ahli audiologi, ahli patologi wicara dan pendidik. Perawat yang terlibat dalam spesialisasi otolaringologi, saat ini dapat raemperoleh sertifikat di bidang keperawatan otorinolaringologi leher dan kepala (CORLN= cerificate in otorhinolaringology-head and neck nursing).
Anatomi Telinga Luar
Telinga luar, yang terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius eksternus, dipisahkan dari telinga tengan oleh struktur seperti cakram yang dinamakan membrana timpani (gendang telinga). Telinga terletak pada kedua sisi kepala kurang lebih setinggi mata. Aurikulus melekat ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun terutama oleh kartilago, kecuali lemak dan jaringan bawah kulit pada lobus telinga. Aurikulus membantu pengumpulan gelombang suara dan perjalanannya sepanjang kanalis auditorius eksternus. Tepat di depan meatus auditorius eksternus adalah sendi temporal mandibular. Kaput mandibula dapat dirasakan dengan meletakkan ujung jari di meatus auditorius eksternus ketika membuka dan menutup mulut. Kanalis auditorius eksternus panjangnya sekitar 2,5 sentimeter. Sepertiga lateral mempunyai kerangka kartilago dan fibrosa padat di mana kulit terlekat. Dua pertiga medial tersusun atas tulang yang dilapisi kulit tipis. Kanalis auditorius eksternus berakhir pada membrana timpani. Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin yang disebut serumen. Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian luar tetinga. Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan bagi kulit.
Anatomi Telinga Tengah

Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah lateral dan kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua Membrana timpani terletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai batas lateral telinga, Membran ini sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi udara merupakan rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah) dihubungkan dengan tuba eustachii ke nasofaring berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang temporal.
Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus, inkus stapes. Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan ligamen, yang membantu hantaran suara. Ada dua jendela kecil (jendela oval dan dinding medial telinga tengah, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam. Bagian dataran kaki menjejak pada jendela oval, di mana suara dihantar telinga tengah. Jendela bulat memberikan jalan ke getaran suara. Jendela bulat ditutupi oleh membrana sangat tipis, dan dataran kaki stapes ditahan oleh yang agak tipis, atau struktur berbentuk cincin. anulus jendela bulat maupun jendela oval mudah mengalami robekan. Bila ini terjadi, cairan dari dalam dapat mengalami kebocoran ke telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe.
Tuba eustachii yang lebarnya sekitar 1mm panjangnya sekitar 35 mm, menghubngkan telingah ke nasofaring. Normalnya, tuba eustachii tertutup, namun dapat terbuka akibat kontraksi otot palatum ketika melakukan manuver Valsalva atau menguap atau menelan. Tuba berfungsi sebagai drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan tekanan dalam telinga tengah dengan tekanan atmosfer.
Anatomi Telinga Dalam
Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk pendengaran (koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial VII (nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya merupakan bagian dari komplek anatomi. Koklea dan kanalis semisirkularis bersama menyusun tulang labirint. Ketiga kanalis semisi posterior, superior dan lateral erletak membentuk sudut 90 derajat satu sama lain dan mengandung organ yang berhubungan dengan keseimbangan. Organ ahir reseptor ini distimulasi oleh perubahan kecepatan dan arah gerakan seseorang.
Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan dua setengah lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk pendengaran, dinamakan organ Corti. Di dalam lulang labirin, namun tidak sem-purna mengisinya,Labirin membranosa terendam dalam cairan yang dinamakan perilimfe, yang berhubungan langsung dengan cairan serebrospinal dalam otak melalui aquaduktus koklearis. Labirin membranosa tersusun atas utrikulus, akulus, dan kanalis semisirkularis, duktus koklearis, dan organan Corti. Labirin membranosa memegang cairan yang dina¬makan endolimfe. Terdapat keseimbangan yang sangat tepat antara perilimfe dan endolimfe dalam telinga dalam; banyak kelainan telinga dalam terjadi bila keseimbangan ini terganggu. Percepatan angular menyebabkan gerakan dalam cairan telinga dalam di dalam kanalis dan merang-sang sel-sel rambut labirin membranosa. Akibatnya terja¬di aktivitas elektris yang berjalan sepanjang cabang vesti-bular nervus kranialis VIII ke otak. Perubahan posisi kepala dan percepatan linear merangsang sel-sel rambut utrikulus. Ini juga mengakibatkan aktivitas elektris yang akan dihantarkan ke otak oleh nervus kranialis VIII. Di dalam kanalis auditorius internus, nervus koklearis (akus-dk), yang muncul dari koklea, bergabung dengan nervus vestibularis, yang muncul dari kanalis semisirkularis, utrikulus, dan sakulus, menjadi nervus koklearis (nervus kranialis VIII). Yang bergabung dengan nervus ini di dalam kanalis auditorius internus adalah nervus fasialis (nervus kranialis VII). Kanalis auditorius internus mem-bawa nervus tersebut dan asupan darah ke batang otak

PERSENDIAN
Pada kerangka tubuh manusia terdapat kurang lebih 200 tulang yang saling berhubungan. Hubungan antar tulang disebut sendi atau artikulasi. Pada sistem gerak manusia, persendian mempunyai peranan penting dalam proses terjadinya gerak.
Menurut sifat gerakannya persendian (sendi) dapat dibedakan menjadi tiga ( 3 macam) yaitu:
1. Sendi Mati
yaitu persendian yang tidak memiliki celah sendi sehingga tidak memungkinkan terjadinya pergerakan, misalnya persendian antar tulang tengkorak.

2. Sendi Kaku
yaitu persendian yang terdiri dari ujung-ujung tulang rawan, sehingga masih memungkinkan terjadinya gerak yang sifatnya kaku, misalnya persendian antara ruas- ruas tulang.

3. Sendi Gerak
yaitu persendian yang terjadi pada tulang satu dengan tulang yang lain tidak dihubungkan dengan jaringan sehingga terjadi gerakan yang bebas.
Sedangkan sendi gerak dapat dibedakan menjadi 6 macam, tetapi pada saat ini hanya akan dibahas 4 macam sendi, diantaranya:

a. Sendi Engsel
yaitu persendian yang dapat digerakan kesatu arah.
Contohnya:
- persendian antara tulang paha dengan tulang betis
- persendian antara tulang lengan dengan tulang hasta

b. Sendi Putar
yaitu persendian yang dapat digerakan secara berputar
Contohnya:
- persendian antara tulang leher dengan tulang atlas
- persendian antara hasta dengan tulang pengumpil

c. Sendi Peluru
yaitu persendian yang dapat digerakan kesegala arah
Contohnya:
- persendian antara gelang bahu dengan tulang lengan atas
- persendian antara gelang panggul dengan tulang paha

d. Sendi Pelana
yaitu persendian yang dapat digerakan kedua arah
Contohnya:
- persendian pada ibu jari tangan
- persendian antara tulang pergelangan tangan dengan Tulang tapak tangan

Sendi Luncur
disebut sendi luncur karena dari hubungan 2 tulang yang hanya terjadi sedikit gerakanpergeseran.
contoh: sendi pada tulang-tulang telapak tangan dan telapak kaki.

Label:

Hipotermia (Paparan Dingin)

Paparan terhadap dingin dapat menyebabkan suhu tubuh menurun. Panas yang dibentuk tubuh atau diperoleh tidak cukup untuk mengimbangi kehilangan panas sehingga suhu tubuh menjadi rendah <35º id="more-193">Hipotermia dapat terjadi akibat penderita berada di alam terbuka untuk waktu yang cukup lama. Ada beberapa keadaan yang memperburuk hipotermia yaitu suhu rendah, faktor angin, air, usia penderita, kesehatan penderita, penyakit yang sudah diderita atau cedera yang terjadi, alkohol dan penyalah­gunaan obat dan kekurangan makanan.

Gejala dan tanda Hipotermia sedang :

  • Menggigil.
  • Terasa melayang.
  • Pernafasan cepat, nadi lambat.
  • Gangguan penglihatan.
  • Reaksi mata lambat.
  • Gemetar.

Gejala dan tanda Hipotermia berat :

  • Pernafasan sangat lambat.
  • Denyut nadi sangat lambat.
  • Tidak ada respon.
  • Manik mata melebar dan tidak bereaksi.
  • Alat gerak kaku.
  • Tidak menggigil.

Penanganan hipotermia :

  1. Rawat penderita dengan hati-hati, berikan rasa nyaman.
  2. Penilaian dini dan pemeriksaan penderita.
  3. Pindahkan penderita dari lingkungan dingin.
  4. Jaga jalan nafas dan berikan oksigen bila ada.
  5. Ganti pakaian yang basah, selimuti penderita, upayakan agar tetap kering.
  6. Bila penderita sadar dapat diberikan minuman hangat secara pelan-pelan.
  7. Pantau tanda vital secara berkala.
  8. Rujuk ke fasilitas kesehatan.

Korban Tenggelam

Proses tenggelam diawali ketika penderita mulai berusaha keras untuk mempertahankan dirinya untuk mengapung di atas air. Penderita akan meneguk air dalam jumlah yang banyak. Pada saat upaya mempertahankan diri untuk mengapung mulai gagal maka penderita akan berusaha menghirup udara sebanyak-banyaknya dan menahannya. Saat itulah air dapat masuk ke dalam saluran nafas. Akibatnya akan terjadi refleks batuk dan menelan sehingga tanpa disadari penderita akan meneguk air lebih banyak lagi. Akibatnya saluran nafas atas tepatnya bagian epiglotis akan mengalami spasme sehingga saluran nafas menjadi tertutup, hanya dapat dilalui oleh udara yang sangat sedikit. Penderita menjadi tidak sadar karena kekurangan oksigen.

Sekitar 10% penderita meninggal karena kekurangan oksigen. Bila penderita masih sadar akan terjadi upaya bernafas dan udara masuk ke dalam paru-paru, spasme yang terjadi hilang bersamaan dengan hilangnya kesadaran dan air akhirnya bebas keluar masuk dalam paru­paru.
Sebenarnya dalam tenggelam ada 2 istilah yaitu; tenggelam dan nyaris tenggelam. Penderita yang masih bernafas dan membatukkan air keluar tentunya tergolong hampir tenggelam. Tenggelam tidak berarti penderita sudah meninggal. Bila upaya pertolongan baik meraih penderita maupun RJP gagal maka baru terjadi tenggelam.
Upaya pertolongan pada penderita tidak boleh ditunda, transportasi ke fasilitas kesehatan harus dilakukan secepat mungkin. Pertolongan dini sudah perlu dilakukan dalam air misalnya bantuan nafas dan imobilisasi leher dan punggung penderita. Pijatan jantung luar hanya dapat dilakukan bila penderita sudah dibawa ke daratan atau perahu. Bantuan nafas pada penderita tenggelam mungkin perlu dilakukan dengan tiupan yang lebih kuat karena kemungkinan terjadinya spasme saluran nafas tersebut. Jangan berfikir untuk mengeluarkan air dari dalam paru-paru. Air paling banyak masuk ke dalam perut terlebih dahulu dan ini juga akan menyulitkan pemberian bantuan nafas.

Pedoman pertolongan :
Keamanan lokasi dan penolong.
Kondisi penderita ;

* Apakah penderita ada respon dan dapat membantu.
* Apakah ada cedera pada penderita.
* Apakah penderita berada di permukaan atau tenggelam ?

Kondisi air :

* Jarak pandang dalam air.
* Suhu air.
* Arus.
* Kedalaman air.
* Bahaya lainnya.

Sumber daya yang ada.

Prinsip pertolongan di air :

1. Raih ( dengan atau tanpa alat ).
2. Lempar ( alat apung ).
3. Dayung ( atau menggunakan perahu mendekati penderita ).
4. Renang ( upaya terakhir harus terlatih dan menggunakan alat apung ).

Urutan tersebut di atas adalah urutan tindakan jangan mencoba cara berikutnya jika cara sebelumnya masih memungkinkan.

Penanganan Korban :

1. Pindahkan penderita secepat mungkin dari air dengan cara teraman.
2. Bila ada kecurigaan cedera spinal satu penolong mempertahankan posisi kepala, leher dan tulang punggung dalam satu garis lurus. Pertimbangkan untuk menggunakan papan spinal dalam air, atau bila tidak memungkinkan pasanglah sebelum menaikan penderita ke darat.
3. Buka jalan nafas penderita, periksa nafas. Bila tidak ada maka upayakan untuk memberikan nafas awal secepat mungkin dan berikan bantuan nafas sepanjang perjalanan.
4. Upayakan wajah penderita menghadap ke atas.
5. Sampai di darat atau perahu lakukan penilaian dini dan RJP bila perlu.
6. Berikan oksigen bila ada sesuai protokol.
7. Jagalah kehangatan tubuh penderita, ganti pakaian basah dan selimuti.
8. Lakukan pemeriksaan fisik, rawat cedera yang ada.
9. Segera bawa ke fasilitas kesehatan.

Muhamad Husen

Buat Lencana Anda

Kedaruratan Medis

Kedaruratan medis dan gangguan tubuh yang ada dan sudah dikenali oleh dunia kedokteran sangat banyak. Penyebabnya antara lain ; infeksi, racun atau kegagalan satu atau lebih sistem tubuh yang berakhir dengan gejala yang dikelompokan dalam kedaruratan medis. Sebagai ponolong pertama tidak mungkin mengenali semuanya. Bab ini akan membahas kedaruratan medis secara umum saja dan bagaimana membantu seorang penderita dengan keluhan umum saja. Dalam penatalaksanaannya kasus medis tidak banyak berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Hal yang paling penting adalah mengenali kedaruratannya, terutama secara dini. Kesimpulan mengenai keadaan yang dihadapi hampir 80% diperoleh berdasarkan wawancara dengan penderita bila sadar, keluarganya atau saksi mata dan sumber informasi lainnya. Penatalaksanaan penderita medis di lapangan tidak banyak berbeda satu dengan lainnya. Dalam penatalaksanaan penderita yang paling penting adalah menjaga jalan nafas dan memantau tanda vital penderita secara teratur lalu segera mengusahakan transportasi penderita ke fasilitas kesehatan.
Gejala dan tanda pada kedaruratan medis.
Gejala dan tanda pada kedaruratan medis sangat beragam, khas maupun tidak khas. Perubahan yang tidak normal dari tanda vital penderita sudah mengarah pada kedaruratan medis. Beberapa hal yang dapat diamati pada penderita yang mengarahkan kecurigaan kita pada adanya masalah medis adalah :

Gejala :

* Demam.
* Nyeri.
* Mual, muntah.
* Buang air kecil berlebihan atau tidak sama sekali.
* Pusing, perasaan mau pingsan, merasa akan kiamat.
* Sesak atau merasa sukar bernafas.
* Rasa haus atau lapar berlebihan, rasa aneh pada mulut.

T a n d a :

* Perubahan status mental ( tidak sadar, bingung ).
* Perubahan irama jantung ; nadi cepat atau sangat lambat, tidak teratur, lemah atau sangat kuat.
* Perubahan pernafasan ; irama dan kualitas warna pada selaput lendir ( pucat, kebiruan, terlalu merah ).
* Perubahan keadaan kulit ; suhu, kelembaban, keringat berlebihan, sangat kering, termasuk perubahan warna pada selaput lendir ( pucat, kebiruan, terlalu merah ).
* Perubahan tekanan darah.
* Manik mata : sangat lebar atau sangat kecil.
* Bau khas dari mulut atau hidung.
* Aktivitas otot tidak normal misalnya kejang atau kelumpuhan.
* Gangguan saluran cerna : mual, muntah atau diare.
* Tanda-tanda lainnya yang seharusnya tidak ada.
* Anggap semua keluhan penderita adalah benar. Bila penderita merasa tidak enak atau tidak nyaman maka perlakukan sebagai kasus medis.

Secara umum gangguan medis dapat dibagi manjadi :

* Gangguan jantung dan pernafasan.
* Gangguan kesadaran atau perubahan status mental.
* Gangguan akibat perubahan lingkungan.
* Keracunan.
* Lain lain.

Muhamad Husen

Buat Lencana Anda

Gangguan Jantung

Dewasa ini penyakit jantung di kota-kota besar sudah mulai mengalami peningkatan dan bahkan masuk dalam peringkat teratas penyakit yang menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan perubahan pola hidup khususnya yang paling banyak terjadi di kota besar.
Nyeri dada merupakan keluhan medis yang sering dijumpai. Keadaan ini dapat terjadi akibat gangguan sirkulasi darah jantung yang berakibat terjadinya kerusakan sebagian jantung atau dikenal sebagai serangan jantung. Jantung memperoleh darah dari sistem sirkulasi yang dikenal sebagai peredaran darah koroner. Pembuluh darah ini sering mengalami gangguan akibat proses perlemakan yang dalam dunia medis dikenal sebagai arteriosklerosis, yaitu penampang pembuluh darah menyempit. Keadaan ini menyebabkan pasokan darah menuju jantung berkurang. Bila keadaan ini menjadi parah maka akan terjadi nyeri pada otot jantung yang tidak mendapat oksigen dalam jumlah yang cukup, akhirnya otot jantung akan mati.
Beberapa keadaan lain yang dapat menyebabkan nyeri dada adalah gangguan pencernaan, stress dan ketegangan. Penolong harus menganggap semua nyeri dada adalah kasus serangan jantung.
Penyakit jantung banyak ditemukan di perkotaan terutama karena terjadinya perubahan gaya hidup.
Berikut ada beberapa faktor risiko penyakit jantung adalah :

1. Tidak dapat diubah :

* Riwayat penyakit dalam keluarga.
* Jenis kelamin, ada kecenderungan pria lebih tinggi dari wanita.
* Latar belakang etnis.
* Usia, insiden meningkat pada usia lebih dari 30 tahun.

2. Dapat diubah :

* Merokok.
* Tekanan darah tinggi.
* Kadar kolesterol tinggi.
* Aktivitas fisik, umumnya gaya hidup sekarang di perkotaan dapat dikatagorikan “malas”.

3. Faktor penyulit :

* Obesitas ( kegemukan ).
* Penyakit gula ( diabetes )
* Stres berlebihan.

Beberapa gangguan jantung yang dapat ditemui selain serangan jantung adalah angina ( pektoris ) dan gagal jantung. Gejalanya hampir sama dan semuanya dapat berakhir pada terhentinya fungsi jantung.

Gejala dan tanda :

1. Perasaan tidak enak, nyeri atau rasa berat di dada. Nyeri sering menyebar ke lengan kiri, leher, rahang dan punggung.
2. Nyeri berkembang beberapa menit dengan permulaan yang tiba-tiba.
3. Penderita akan memegang dadanya dan sedikit membungkuk.
4. Sering penderita tidak ada respon, henti nafas dan denyut nadi tidak teraba. Gejala 1 4 khas pada serangan jantung namun dapat dialami pada keluhan jantung lainnya.
5. Gangguan pernafasan, pada gagal jantung biasanya berupa sesak nafas yang terjadi setelah melakukan aktifitas fisik.
6. Nadi tidak normal ( cepat, lemah atau tidak teratur ).
7. Palpitasi ( jantung terasa berdenyut­denyut ).
8. Mungkin terlihat pelebaran pembuluh balik di daerah leher dan tubuh bagian atas.
9. Bengkak-bengkak sering tampak pada daerah pergelangan kaki, perut membengkak.
10. Mual, muntah, rasa tidak enak di lambung
11. Kepala terasa ringan.
12. Rasa lemas yang muncul mendadak.
13. Kulit termasuk selaput lendir pucat, abu­abu atau kebiruan.
14. Keringat berlebihan.
15. Merasa kiamat.

Penanganan :

1. Tenangkan penderita dan jangan panik.
2. Jangan tinggalkan penderita sendiri.
3. Suruhlah penderita untuk menghentikan semua kegiatannya dan berbaring pada posisi yang dirasakan paling nyaman ( penderita gagal jantung biasanya memilih posisi setengah duduk).
4. Pastikan jalan nafas penderita terbuka dengan baik. Berikan oksigen bila ada.
5. Kendorkan semua pakaian yang mengikat pada tubuh penderita.
6. Jangan beri makan atau minum.
7. Bila penderita tidak respon maka segera lakukan tindakan Bantuan Hidup Dasar sesuai dengan Bab. 4.
8. Bawa penderita segera ke RS / dokter / Puskesmas terdekat.

Muhamad Husen

Buat Lencana Anda

Gangguan pernafasan

Salah satu keluhan yang berhubungan dengan pernafasan yang sering ditemui adalah sesak nafas. Gejala ini terjadi pada hampir semua penyakit atau gangguan saluran nafas dan paru-paru, mulai dari batuk pilek biasa sampai penyakit paru-paru akut yang dapat berakibat fatal. Sebagai penolong pertama tidak mungkin untuk mengenali penyebab sesak nafas dengan tepat, mengingat hal inipun cukup sulit bagi seorang dokter di rumah sakit. Banyak faktor yang dapat menjadi penyulit pada keadaan sesak nafas termasuk keadaan yang mengancam nyawa seperti gagal jantung. Seperti pada semua kasus kedaruratan medis kemampuan penolong untuk melakukan wawancara dan pemeriksaan akan banyak membantu penderita. Gangguan pernafasan menyebabkan terganggunya proses masuknya oksigen dalam tubuh. Kasus medis yang terjadi pada saluran nafas memiliki gejala dan tanda umum yang sama. Irama pernafasan menjadi cepat disertai upaya bernafas, nafas terasa pendek dan udara terasa kurang. Kekurangan oksigen ini dapat menyebabkan timbulnya warna kebiruan pada kulit dan selaput lendir ( sianosis ).

Beberapa contoh gangguan pernafasan :

  • Infeksi saluran nafas atas dan bawah.
  • Edema paru akut.
  • Penyakit paru obstruktif menahun.
  • Pneumotoraks spontan ( udara dalam paru-paru karena kebocoran paru­paru ).
  • Asma atau alergi.
  • Sumbatan jalan nafas.
  • Emboli paru.
  • Hiperventilasi.

Penyakit tersebut di atas sangat sulit dikenali dan merupakan diagnosa medis. Contoh di atas hanya untuk membantu penolong dalam melakukan wawancara untuk mencari riwayat penyakitnya.

Gejala dan tanda :

  • Sukar untuk menyelesaikan suatu kalimat tanpa berhenti untuk menarik nafas.
  • Suara nafas tambahan.
  • Tampak kerja otot bantu nafas.
  • Posisi tripod ( segi tiga kokoh ), tubuh condong ke depan, tegak, ke dua tangan bertumpu pada lutut.
  • Irama dan kualitas pernafasan tidak normal.
  • Perubahan warna kulit ( pucat, kemerahan atau sianosis ).
  • Perubahan status mental ( mengacau, gelisah ) dan lain-lain.
  • Pada asma biasanya khas yaitu adanya bunyi mengi pada saat penderita mengeluarkan nafas dan batuk yang riaknya terkesan sukar keluar.
  • Nadi cepat.
  • Di Indonesia masih banyak ditemukan kasus tuberkulosa, penderita ini biasanya batuk darah.
  • Bila disertai demam maka penyebabnya biasanya adalah radang paru-paru.

Penatalaksanaan :

  1. Nilai pernafasan penderita apakan sudah adekuat, berikan bantuan nafas bila perlu.
  2. Jaga agar jalan nafas selalu terbuka.
  3. Letakan penderita pada posisi yang paling nyaman biasanya duduk tegak.
  4. Bila ada berikan oksigen sesuai ketentuan.
  5. Tenangkan penderita. Akibat kurangnya udara penderita merasa sangat tidak nyaman dan ketakutan, jangan menganggap kasar perlakuannya.
  6. Bawa penderita segera ke RS / dokter / Puskesmas terdekat.

Muhamad Husen

Buat Lencana Anda

faal-rongga tubuh manusia


1. Rongga tengkorak
Rongga ini berisi otak dan melindunginya.
2. Rongga tulang belakang
Berisi bumbung syaraf atau “spinal cord”, terbentuk dari rongga-rongga tulang belakang menyatu membentuk suatu kolom.
3. Rongga dada
Sering juga disebut rongga toraks. Dilindungi oleh tulang-tulang rusuk, berisi jantung, paru-paru, pembuluh darah besar, kerongkongan dan saluran nafas. Pada bagian bawah rongga ini dibatasi oleh suatu struktur otot berbentuk kubah yang dikenal sebagai sekat rongga dada atau diafragma. Sekat rongga dada ini adalah organ paling penting pada proses pernafasan, dan menjadi pembatas antara rongga dada dan rongga perut.
4. Rongga perut
Rongga ini terletak diantara rongga dada dan rongga panggul. Dalam dunia madis dikenal dengan istilah abdomen. Didalam rongga ini terdapat berbagai organ pencernaan dan kelenjar seperti lambung, usus, limpa, hati, empedu, pankreas, dan lainnya.

Pembagian rongga perut ( Abdomen )
Rongga perut berisi organ-organ penting. Untuk memudahkan penilaian rongga perut dibagi menjadi 4 bagian yang dikenal sebagai kwadran. Kwadran ini dibentuk diperoleh dengan menggambar suatu garis khayal horizontal dan vertical melalui pusar.
Pembagiannya :
a. Kwadran kanan atas
Berisi hati, kandung empedu, pankreas dan usus.
b. Kwadran kiri atas
Berisi organ lambung, limpa dan usus
c. Kwadran kanan bawah
Isinya terutama organ usus termasuk usus buntu.
d. Kwadran kiri bawah
Berisi terutama usus

5. Rongga panggul
Rongga ini dibentuk oleh tulang-tulang panggul, berisi kandung kemih sebagian usus besar dan organ reproduksi dalam.